Kamis, 25 Desember 2014

Praktikum Biologi Pengaruh pH pada Tanaman

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sayuran merupakan komoditi yang berospek cerah, karena di butuhkan sehari hari dan permintaannya cenderung terus meningkat. Sebagaimana jenis tanaman hartikultura lainnya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi.          
Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.   
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah dibudidayakan adalah calsim. Karena calsim ini sangat mudah dikembangkan dan banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat potensial untuk komersial dan prospek sangat baik..Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi. Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman.Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.                
Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Di Indonesia sendiri banyak sekali jenis masakan yang menggunakan daun sawi,baik sebagai bahan pokok maupun sebagai bahan pelengkapnya. Hal tersebut menununjukkan bahwa dari aspek sosial,masyarakat sudah menerima kehadiran sawi untuk konsumsi sehari-hari. Potensi hasil sawi dapat mencapai 40 ton ha-1 namun rata-rata hasil sawi di Indonesia hanya 9 ton ha-1 (Rukmana,1994).                                                                   
Selain itu, dalam pertumbuhan sawi banyak faktor eksternal dan internal. Salah satu dari faktor eksternal nya yaitu derajat keasaman tanah. Karena baik buruknya suatu tanaman itu tumbuh tergantung pada tanah yang digunakan.                                                     
Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbeda-beda, pengetahuan pengaruh  pH Tanah terhadap pola ketersediaan hara tanah dapat di gunakan sebagai acuan dalam pemeliharaan tanaman yang sesuai dengan suatu jenis tanah, melalui berbagai penelitian, telah di ketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai kisaran pH ideal yang tertentu pula.
pH tanah sangat penting di karenakan larutan tanah mengandung unsur seperti nitrogen (N),kalium (K),pospor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuhan, berkembang  dan bertahan terhadap penyakit.
pH tertentu yang berukuran pada tanah di tentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu, oleh karena itu, penentuan PH tanah adalah sebuah lini yang paling penting yang dapat di gunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman, biasanya tanah pada daerah basah bersifat masam dan pada daerah kering bersifat basah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14, makin tinggi kepekatan/ kosentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi PH tanah, sehubungan dengan nilai pH di jumpai tiga (tiga) kemungkinan yaitu : Masam, Netral, dan Basa.
pH optimum, untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur  makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toxsitas unsur mikro tertekan, pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi Defesiensi P,Ca,dan Mg serta toxsitas B,Cu, Zu, dan Fe, sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P,B,Fe,mA,Cu,Zu,Ca dan Mg juga keracunan B dan Mo.
Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH-  yang sama pada keadaan netral pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan dan meenyatakan SI+ yang sangat kecil didalam air maupun didalam berbagai sistem hayati penting, kation-kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari tanah, (Foth, 1994)
Pengukuran pH tanah dilapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukan warna tertentu pada pH berbeda (Mohr, 1972) kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan peertumbuhan tanaman melalui pengaruhnya terhadap ketersedian unsur hara dan adanya unsur-unsur yang beracun. (Hanafiah, 1990).
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada  didalam tanah. Akar tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita yang kita berikan jika pH dalam tanahsedang-sedang saja cenderung netral (Tan,1990).
Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan, dan seng berkurang apabila pH  digunakan dari 5,0 menjadi 7,5 atau 80 molidenium berkurang ketersediannya bila pH diturunkan pada pH kurang dari 5,0 besi dan mangan menjadi larut dalam jumlah cukup banyak sehingga dapat mengganggu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Hakim, 1986).
Reaksi tanah menunjukan sifat kemasaman atau alkalis tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konesntrasi ion hidrogen H+  didalm tanah, makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih `tinggi dari pada OH- sedangkan pada tanah brsifat alkalis kandungaan ion OH- lebih tinggi pada ion H+. keasaman  tanah terdapat pada daerah dengan curah hujan tinggi sedangkan pengaruhnya sangat besar padatanaman, seehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan sifat tanah yang sangat penting (Hakim, 1986)
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial, kemasan aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada pemakaian sehari-hari. Sedangkan reaksi tanah adalahh banyaknya kadar hydrogen dapat ditukar oleh kompleks koloid tanah (Hardjowigeno, 1987).
            Derajat keasaman(pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhan sawi adalah pH=6-7. Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk melekukan penelitian pada tanaman sawi.


1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang dapat dilihat yaitu dengan rumusan masalah
“Apakah derajat keasaman pada tanah berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman”.

1.3 Hipotesis
Derajat keasaman pada tanah berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman sawi.

1.4 Tujuan Penelitian
-      Untuk mengetahui pengaruh pH tanah pada tanaman sawi.
-      Untuk menetahui pH yang optimal untuk pertumbuhan tanaman sawi.




















BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tanaman

            Nama ilmiah sawi hijau yaitu: Brassica Rapa. Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.

Klasifikasi sawi dalam sistematika tumbuhan:
-      Divisi                                 : Spermatophyta
-      Sub Division                     : Angiospermae
-      Kelas                                 : Dicotyledonae
-      Ordo                                  : Papavorales
-      Famili                                : Cruciterae / Brassicae
-      Genus                                : Brassica
-      Spesies                              : Brassica Juncea

Morfologi tanaman sawi:
-      Akar    :Perakaran tanaman sawi yaitu akar tunggang
-      Batang :Batang yang pendek dan beruas
-      Daun   :Daun yang bersayap, bertangkai panjang dan berbentuk pipih
-      Bunga :Tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang dan bercabang banyak
-      Buah    :Tipe buah polong yang bentuknya memanjang dan berongga
-      Biji      :Bulat kecil berwarana coklat
Jenis sawi yang kita kenal yaitu sawi putih, sawi hijau, dan sawi huma. Tetapi yang akan di teliti yaitu pertumbuhan sawi hijau.


Syarat tumbuh:
            Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat di usahakan didataran rendah maupun dataran tinggi.
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5-1.200m di atas permukaan laut.
            Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang memiliki ketinggian 100-500m di atas permukaan laut. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun.
            Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, karena banyak mengandung humus,subur, serta pembuangan air baik. Derajat keasaman(pH) tanah yang optimum adalah
pH=6-7.


2.2 Derajat keasaman (ph) tanah

            Tanah merupakan media tumbuhan yang alami yang menyediakan maknan(Unsur Hara). Agar tanaman mampu memproduksi optimal, kualitas tanah pun harus tetap di pertahankan. Kesalahan-kesalahan pada pengolahan tanah dapat mengakibatkan kerusakan pada tanah berakibat menurunkan produktifitas tanaman.
   Tingkat kesuburan tanaman pada masing-masing tempat tidak sama. Pada tanah asam serta miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat menurunkan produksi. Tanah asam merupakan jenis tanah dengan pH rendah.
Nilai pH berkisar antara 0 – 14, makin tinggi kepekatan/ kosentrasi (H+) dalam tanah, makin rendah pH tanah dan sebaliknya, makin rendah konsentrasi (H+) maka makin tinggi PH tanah, sehubungan dengan nilai pH di jumpai tiga (tiga) kemungkinan yaitu : Masam, Netral, dan Basa.




pH optimum, untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena pada pH ini semua unsur  makro tersedia secara maksimum sedangkan unsur hara mikro tidak maksimum kecuali Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toxsitas unsur mikro tertekan, pada pH di bawah 6,5 dapat terjadi Defesiensi P,Ca,dan Mg serta toxsitas B,Cu, Zu, dan Fe, sedangkan pada pH di atas 7,5 dapat terjadi defisiensi P,B,Fe,mA,Cu,Zu,Ca dan Mg juga keracunan B dan Mo.
            Akan tetapi, secara umum para ahli mengemukakan bahwa masalah tanah asam dapat di atasi dengan teknologi pengapuran. Nilai pH tanah merupakan cirri kimia tanah yang sangat penting dalam menentukan kesuburan tanah karena ketersediaan unsure hara bagi tanaman sangat berkaitan dengan nilai pH tanah. Pengukuran pH tanah dapat dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan pH tester.




















BAB III METODEOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
     Waktu  : Tanggal 11-27 November 2013 
      Tempat : Sk 16 Bandar Jaya,Rantau Rasau

3.2 Alat dan Bahan:
a.      Alat
-      pH meter
-      Mistar
-      Polibek

b.      Bahan
-      Tanah
-      Dolmit
-      Biji sawi
-      Jeruk nipis
-      Air
-      Sabun batang










3.3 Variabel Percobaan
      a. Variabel Bebas (Perlakuan)
-      Ph bersifat asam (air jeruk nipis)
-      Ph bersifat netral (air murni)
-      Ph bersifat basa (air sabun )

b.      Variabel Terikat (Respon)
-      Kecepatan tumbuh (menghitung jumlah biji yang tumbuh setiap  hari sekali)
-      Jumlah daun (menghitung jumlah daun yang tumbuh pada setiap 2 hari sekali)
-      Tinggi tanaman (mengukur tanaman dari leher akar sampai ujung daun yang telah di pilih menggunakan mistar setiap 2 hari sekali)
-      Warna daun (melihat perbedaan warna daun pada setiap tanaman pada akhir pengamatan)

3.4 Langkah Kerja
-      Menyiapkan alat dan bahan
-      Sediakan tanah yang gembur
-      Lakukan pengapuran pada tanah dan biarkan selama 1 malam (pengapuran ini di lakukan dengan mencampurkan dolmit dengan tanah secara merata)
-      Ukur ph tanah tersebut menggunakan ph meter setelah di lakukan pengapuran
-      Siram tanah dengan air jeruk,air sabun,air murni (Perlakuan di lakukan 2 hari sekali)
-      Tebarkan biji sawi ke dalam polibek yang telah berisi tanah
-      Letakkan di tempat yang cukup cahaya
-      Lakukan pengamatan dan perlakuan setelah 1 minggu
-      Catat hasil pengamatan sesuai dengan variabel bebas
-      Buat kesimpulan dari hasil pengamatan tersebut




BAB IV HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

KECEPATAN TUMBUH





TINGGI TANAMAN








JUMLAH DAUN








WARNA DAUN

-      Asam : Kuning kecoklatan
sayasaja8669.jpg

-      Netral : Hijau (segar)
sayasaja8670.jpg

-      Basa : Hijau (layu)
sayasaja8671.jpg




PERSENTASE PERTUMBUHAN

Ø

Ø

Ø

Ø














4.2 Pembahasan

      Setelah melakukan pengamatan dan penelitian mengenai pengaruh pH pada sawi terlihat jelas pengaruhnya pada masing-masing perlakuan baik asam,basa,maupun netral.
Untuk penjelasan lebih lanjut tentang pengaruh pH pada sawi yaitu sebagai berikut :

-      BAGAIMANA PENGARUH PH ASAM PADA SAWI ??
Pengaruh asam pada sawi bisa di lihat pada hasil penelitian yaitu mempengaruhi kecepatan tumbuh,tinggi tanaman,jumlah daun dan warna daun.Pada tanah asam kecepatan tumbuhnya lebih lambat di bandingkan dengan tanah netral.Tanah asam juga menghambat pertumbuhan baik tinggi tanaman maupun jumlah daun. Hal ini disebabkan karena pada tanah asam tanaman tidak bisa bertahan lama. Pada tanah asam miskin unsur hara, pertumbuhan tanaman akan terganggu sehingga dapat menurunkan produksi secara signifikan, apalagi jika ketersediaan air tidak terpenuhi dengan baik. Tanah asam merupakan jenis tanah dengan nilai pH rendah. Terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat tanah asam pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai reaksi tanah pada pH rendah tersebut dan dapat merupakan kombinasi dari  keracunan alumunium  (Al), mangan (Mn), keracunan besi (Fe), serta defisiensi (kahat) unsur P (fosfor), Ca (kalsium), Mg (magnesuim), dan kahat K (kalium). Akan tetapi, faktor yang paling dominan penyebab buruknya pertumbuhan tanaman adalah keracunan Al dan kekurangan unsur P (kahat fosfor). Disamping terhambatnya pertumbuhan tanaman akibat keracunan Al dan kahat unsur hara tersebut, hambatan faktor fisik juga menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman pada tanah asam. Selain ion-ion Al, Fe, dan Mn mengikat unsur hara, ion-ion tersebut juga meracuni tanaman. Pada tanah asam, kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu) dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman. Selain itu penyebabnya karena jeruk nipis mengandung 51 kal kalori, 0,9 g protein, 0,2 g lemak, 11,4 gkarbohidrat, 0,5 g mineral, 33 mg kalsium, 23 mg fosfor, 0,4 mg besi, dan 49 mgasam askorbat.Jeruk nipis juga didalamnya mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan,lisin), minyakatsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer) damar, glikosida, asam sitrun, dan juga vitamin B1.

-      BAGAIMANA PENGARUH PH BASA PADA SAWI ?
Jika dilihat dari hasil penelitian ph basa juga sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Pada tanah basa dapat menghambat petumbuhan tanaman dilihat dari grafik pertambahan tanaman tidak begitu cepat di bandingkan dengan tanah yang phnya netral.Hal ini disebabkan oleh unsur P (fosfor) akan banyak terikat oleh Ca (kalsium), sementara unsur mikro molibdenum (Mo) berada dalam jumlah banyak. Unsur Mo pada tanah basa menyebabkan tanaman keracunan. Selain itu,dapat juga di sebabkan kandungan pada sabun yaitu Na-karboksilat (RCOONa), sabun dibuat dari campuran basa dengan minyak. Umumnya basa yang digunakan adalah kalium hidroksida (KOH). Pada beberapa sabun mandi ditambahkan sulfur.

-      BAGAIMANA PENGARUH PH NETRAL PADA SAWI ?
Pada tanah yang phnya netral, tanaman bisa berkembang dengan baik di bandingkan dengan pH asam maupun basa. Terlihat pada kecepatan tumbuh yang lebih cepat,pertambahan tinggi tanaman dan jumlah daun yang penambahannya terlihat jelas. Selain itu pada pH netral warna daun lebih segar dan hijau  hal ini di sebabkan karena pH netral bernilai 7, pada kondisi ini kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air sehingga tanaman dapat dengan mudah menyerap unsur hara.
pH netral kandungan H+ sama dengan OH-.












BAB V KESIMPULAN

 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa
-      Derajat keasaman/pH berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman sawi
Tanah yang asam tidak baik untuk pertumbuhan sawi
Tanah yang netral baik untuk pertumbuhan sawi
Tanah yang basa dapat menghambat pertumbuhan sawi
-      Ph asam dan ph basa tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
Ph yang optimal bagi pertumbuhan tanaman sawi adalah pH 7
















DAFTAR PUSTAKA














Tidak ada komentar:

Posting Komentar